Tatapan Mata dengan Harapan Besar




Pagi bertemu dengan jam makan siang aku datang dari arah utara membuka pintu menuju meja kerja, pandanganku selalu sama tertuju oleh wanita dengan penuh harapan mekar dengan pesonanya. Mungkin hanya sekedar rekan kerja kadang banyak menghabiskan waktu untuk membahas apa yang ada dalam ruang kerja, kadang bercanda bercerita entah untuk membahas apa. Bahkan tengah malam terlalu sering kita sekedar mengirim text tentang apapun. Aku tak tahu apakah ini salah yang ku tahu hanya menghabiskan waktu bersama dan itupun cukup walaupun tak pernah kuketahui bagaimana atau seperti apa pada akhirnya kita. Tatapan mu membuat semua ini manjadi potongan harapan pelengkap dari sebuah kisah cerita yang tak pernah selesai, semua manjadi harapan menjadikan mu teman, teman untuk berjalan melangkah digaris waktu bersama.

Aku tak pernah tahu apakah perasaan ini tersampaikan, hanya dengan kedua mata pasang mata kita bertemu dan memikul perasaan yang belum tersampaikan. Ajari aku untuk bisa menyatakan itu, tapi ketakutan terbesar hanyalah sebuah penolakan. Cincin terpasang dijari manismu membuatku bertanya-tanya dengan atas rasa takut ini, menghindar dan mengikhlas atau tetap berada dijalan dengan tujuan yang sama. 

Ketakutan menjadi tembok penghalang, hanya doa selalu menjadi pendamping sebuat harapan.

Komentar